Cara Budidaya Ikan Mas - Panduan budidaya kali ini akan membahas satu yang sudah populer yaitu mengenai "budidaya ikan mas". Jika anda berminat dan ingin mencoba membudidayakan ikan mas maka silahkan baca panduan awal budidaya berikut ini.
Ikan Mas jika dipelihara dengan baik dan benar maka
akan menjadikan nilai tambah bagi pemasukan keluarga. Ikan Mas di Indonesia
sudah banyak dibudidayakan. Berikut ini tips Cara
Budidaya Ikan Mas yang bisa anda pelajari dan terapkan.
Persiapan Awal Budidaya Ikan Mas
Untuk melakukan budidaya jenis ikan ini kita perlu mempersiapkan yang pertama adalah lahan atau lokasi yang akan digunakan. Beberapa tips untuk memilih Lokasi Budidaya Ikan Mas antara
lain:
- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar & tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
- Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, & sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan & perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m³.
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh & tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, & minyak/limbah pabrik.
- Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.
- Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
Selain mengenai lahan kita juga perlu mengetahui beberapa jenis ikan mas yang bisa di budidayakan. Nah, berikut ciri-ciri strain ikan mas untuk diperhatikan
- Ikan mas punten:
potongan badan paling pendek; sisik berwarna hijau gelap; mata agak
menonjol; gerakannya gesit; bagian punggung tinggi melebar; perbandingan
antara panjang badan & tinggi badan antara 2,3:1.
- Ikan mas si nyonya:
sisik berwarna kuning muda; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan
ikan dewasa bermata sipit; badan relatif panjang; gerakannya lamban,
lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan
tinggi badan antara 3,6:1.
- Ikan mas majalaya:
punggung tinggi; badannya relatif pendek; sisik berwarna hijau keabu-abuan
dengan tepi sisik lebih gelap; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka
berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,2:1.
- Ikan mas taiwan:
badan relatif panjang; penampang punggung membulat; sisik berwarna hijau
kekuning-kuningan; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit & aktif;
perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
- Ikan mas koi: bentuk
badan bulat panjang & bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam
seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna
tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail
platinm nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku
hishikigoi, lonh tail hishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui
nishikigoi, taishusanshoku nshikigoi & long tail taishusanshoku
nishikigoi. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak
dibudidayakan.
Sistem dan Cara Pemijahan dalam Budidaya Ikan Mas
Berikut ini akan disajikan tentang bagaimana sistem
pembenihan/pemijahan ikan mas dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pemijahan ikan mas. Untuk cara pemijahan saat ini dikenal dua macam sistem pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu pemijahan tradisional dan pemijahan suntik, selengkapnya mengenai sistem pemijahan tersebut dijelaskan di bawah ini.
1. Sistem pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
Cara sunda:
- Luas kolam
pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari.
- disediakan
ijuk untuk menempelkan telur; setelah proses pemijahan selesai,
ijuk dipindah ke kolam penetasan.
Cara cimindi:
- luas kolam
pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
- disediakan
ijuk untuk menempelkan telur, ijuk dijepit bambu &
diletakkan dipojok kolam & dibatasi pematang antara dari tanah;
- Setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
- tujuh hari setelah
pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat
dipanen benih-benih ikan.
Cara rancapaku:
- luas kolam
pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat
dari batu;
- disediakan rumput
kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh
permukaan air kolam & dibatasi pematang antara dari tanah;
- setelah proses
pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
- setelah benih ikan
kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu
maka benih dapat dipanen.
Cara sumatera:
- luas kolam
pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
- disediakan
injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
- setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
- setelah benih
berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Cara dubish:
- luas kolam
pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam
35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan
pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
- sebagai media
penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi
40 cm;
- setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
- setelah benih
berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Cara hofer:
- sama seperti cara
dubish hanya tidak ada parit & tanaman Cynodon dactylon dipasang di
depan pintu pemasukan air.
2. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur
dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar
hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan
donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan
dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan
pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap &
perawatan yang intensif.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
- Dasar kolam tidak
berlumpur, tidak bercadas.
- Air tidak terlalu
keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; & suhu berkisar
25 derajat C.
- Diperlukan bahan
penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
- Jumlah induk yang
disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1
kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
- Pemberian makanan
dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2
kali sehari (pagi & sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat
induk ikan.
Ciri-ciri induk jantan & induk betina unggul yang
sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
- Betina: umur antara
1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan
dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
- Sisik tersusun
rapih, cerah tidak kusam.
- Bentuk tubuh ikan
mas secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip
ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
- Pangkal ekor kuat &
normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan
lebar/tebal ekor.
- Tutup insan normal
tidak tebal & bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala
minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
Sedangkan “ciri-ciri untuk membedakan induk jantan & induk
betina ikan mas” adalah sebagai berikut:
Ciri-Ciri Ikan Mas Betina
- Badan bagian perut
besar, buncit & lembek.
- Jika perut
distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
- Gerakan lambat,
pada malam hari biasanya loncat-loncat.
Ciri-Ciri Ikan Mas Jantan
- Badan tampak
langsing.
- Gerakan lincah
& gesit.
- Jika perut
distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Hama dan Penyakit Ikan Mas
Dalam membudidayakan ikan mas banyak sekali hambatan yang dihadapi
berupa hama dan penyakit. Berikut adalah hama dan penyakit ikan mas:
Hama Ikan Mas
- Bebeasan (Notonecta): Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
- Ular: Menyerang benih & ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
- Lingsang: Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
- Ikan gabus: Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
- Belut & kepiting: Pengendalian: lakukan penangkapan.
- Ucrit (Larva cybister): Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
- Kodok: Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap & membuang hidup-hidup.
- Burung: Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Penyakit Ikan Mas
Bakteri aeromonas punctata
- Gejala: warna badan
suram, tidak cerah; kulit kesat & melepuh; cara bernafas
mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati &
ginjal.
- Pengendalian:
penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100
mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Bengkak insang & badan ( Myxosporesis)
- Gejala: tutup
insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi
pendarahan.
- Pengendalian;
pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan
selama 1-2 minggu.
Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus & girodactylogyrus)
- Gejala: ikan tampak
kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan
menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi
pendarahan & menebal pada insang.
- Pengendalian:
direndam dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit & direndam
dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; hindari penebaran ikan yang
berlebihan.
Bintik merah (White spot)
- Gejala: pada
bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi
berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda
yang ada disekitarnya & berenang sangat lemah serta sering muncul di
permukaan air.
- Pengendalian:
direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan
ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam & Direndam dalam
garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
Kutu ikan (argulosis)
- Gejala: benih
& induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip
& insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
- Pengendalian: ikan
yang terinfeksi diren& dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15
menit & direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; dengan
pengeringan kolam hingga retak-retak.
Gatal (Trichodiniasis)
- Menyerang benih
ikan.
- Gejala: gerakan
lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
- Pengendalian:
rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
Bakteri psedomonas flurescens
- Gejala: pendarahan
& bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
- Pengendalian:
pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau
sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Jamur (Saprolegniasis)
- Menyerang bagian
kepala, tutup insang, sirip & bagian yang lainnya.
- Gejala: tubuh yang
diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang
halus seperti kapas.
- Pengendalian:
direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama
30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1
jam.
Sebagai dasar dalam memulai pembudidayaan berikut silahkan dipahami juga beberapa teknik atau cara untuk mencegah dan menangani penyakit dan hama pada ikan mas. Cara mencegah hama dan penyakit pada
ikan mas yaitu selengkapnya sebagai berikut:
- Sistem pemasukan
air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
- Pemberian pakan
cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
- Penanganan saat
panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati &
benar.
- Binatang seperti
burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa
penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
- Pengeringan dasar
kolam secara teratur setiap selesai panen.
- Pemeliharaan ikan yang
benar-benar bebas penyakit.
- Hindari penebaran
ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.